Nama dan Sifat al-Qur'an (3)

Pada pembahasan sebelumnya telah kami sebutkan nama-nama lain dari Al-Qur'an; Al-Qur'an dan Al-Kitab. Dan pada kesempatan ini kita membahas nama-nama lain dari Al-Qur'an, dan merupakan pembahasan terakhir -insya Allah- tentang nama-nama Al-Qur'an:

3. Ad-dzikru (Keagungan)

Allah SWT berfirman : "Shad. Demi Al-Quran yang mempunyai keagungan". (Shad : 1-2) dan Firman Allah : "Dan Kami turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan" (An-Nahl : 44).

Dalam Al-Quran kata "Adz-Dzikru Al-Majid –Keagungan yang mulia" ditujukan kepada umat Islam, karena sebelumnya Al-Quran diingkari dengan pengingkaran yang keras, hidup dan mati tidak dirasakan oleh seorangpun. Kemudian Al-Quran meninggikan kedudukannya dan menempatkan ke tempat yang mulia, menyelamatkan kehidupan manusia, dan menjadikannya sebagai pemimpin dan panutan, menjadi pusat guru/pembimbing, penasehat dan pelindung. Dan umat –umat islam- ini tidak dikenal kecuali karena komitmen dengan nasehat robbani, muncul dengannya dan menonjol dari sisinya. Allah berfirman : "Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan. Maka apakah kamu tidak memahaminya". (Al-Anbiya : 10) dan Firman Allah : "Dan sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab" (Az-Zukhruf : 44)

"Adz-Dzikru" yang membawa berkah ini tidak akan memberikan faedah darinya kecuali bagi siapa yang memiliki hati yang hidup dan bergerak, sehingga keagungan Rabbani menyatu dengan hati dengan iman, hidup akan berjalan bersama Al-Quran menuju hati hinnga mampu menghidupkannya lebih bergairah. Akan tampak karakteristik kehidupan Qurani pada gerak-geriknya, dan tampak melalui prilaku yang menjadi buah yang matang baginya di tengah realita kehidupan. Allah berfirman : "Dan Kami tidak mengajarkan Sya'ir kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al-Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi peringatan. Supaya dia –Muhammad- memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup –hatinya- dan supaya pastilah –ketetapan – azab terhadap orang-orang kafir". (Yasin : 69-70)

4. Ar-Ruh

Allah berfirman : "Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu - Al-Quran- dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui Al-Kitab - Al-Quran- dan tidak pula mengetahui apakah iman itu. Tetapi Kami menjadikan Al-Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki diantar hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus". (Asy-Syura : 52) kita ambil ayat ini berdasarkan hakekatnya, dan kita ambil karakteristik ini berdasarkan lahirnya. Karena Ruh yang sebenarnya hidup adalah kehidupan itu sendiri. Manusia dianggap mati diantara mayit yang lainnya, maka akan mati hatinya, begitupan perasaan dan panca indranya. Namun kemudian, akan hidup kembali bersama ruh Qura'ni yang menghidupkan, dengan ruh ini akan terbuka hatinya, indranya dan eksistensinya, sehingga dapat bergerak di dalam hatinya suatu kehidupan. Maha benar Allah yang telah berfirman : "Dan apakah orang yang sudah mati dia Kami hidupkan dan Kami berikan dengan cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan oran gyang kafir itu memandang baik apa yang mereka kerjakan". (Al-An'am : 122)

5. An-Nur (Cahaya)

Al-Quran merupakan cahaya yang menyinari hati orang yang beriman yang hidup dengan keimanan, menyinari kehidupannya hingga hidup menjadi cerah baginya, menyinari di bawah langit umat ini hingga menjadi sinar yang menerangi, memberi kebahagiaan, petunjuk dan kebaikan, menyinari umat manusia hingga dapat mengenal asalnya dan memberi petunjuk pada jalannya –jika hanya menginginkan jalan yang lurus-. Allah berfirman : "Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadasmu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang ) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab yang menerangkan. Dengan Kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridloan-Nya ke jalan keselamatan. Dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka kejalan yang lurus". (Al-Maidah : 15-16) dan Firman Allah : "Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Quran) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (At-Taghobun:8)

6. Al-Furqan (Pembeda antara yang haq dan bathil)

Dengan Al-Quran seseorang dapat membedakan antara yang haq dan bathil, antara petunjuk dan kesesatan, antara cahaya dan kegelapan, di dalamnya terdapat satu-satunya kebenaran, hidayah dan cahaya, selainnya adalah bathil, sesat dan gelap…Allah berfirman : "Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Quran ) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil. Sebelum (Al-Quran ), menjadi petunjuk bagi manusia. dan Dia menurunkan Al-Furqon". (Ali Imron : 3-4) dan Firman-Nya : "Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqon (Al-Quran) kepada hamba-Nya agar dia mengambil peringatan kepada seluruh alam". (Al-Furqon : 1)

7. Al-Burhan (Bukti yang Nyata)

Al-Quran adalah bukti yang datang dari Allah untuk hamba-hamba-Nya, memberikan dengannya hujjah atas mereka, menampakkan darinya dalil-dalil yang jelas dan kuat terhadap tema-tema, nilai-nilai dan hakekat-hakekatnya baik dalam hal akidah dan kehidupan. Dan setiap orang yang berinteraksi dengan dalil-dalil Al-Quran dalam kemudahannya dan kegamblangannya, disertai dengan interaksi hati dan akal, lalu dihubungkan dengan dalil-dalil dan bukti-bukti serta neraca yang diberikan, ditentukan dan dibangun oleh akal manusia. Bagi siapa yang melakukan itu semua akan dapat memahami sebagian sisi dari bukti Al-Quran, kemudahan dan kegamblangannya. Allah berfirman : "Wahai sekalian manusia telah datang kepada kalian bukti yang nyata dari Tuhan kalian, dan Kami turunkan kepada kelian Cahaya yang nyata..Maka bagi siapa yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepadanya maka kelak akan dimasukkan ke dalam rahmat yang datang dari-Nya dan karunia, dan diberikan petunjuk kejalan yang lurus". (An-Nisa : 174-175)

8. Mauidzhah (Nasehat) dan Syifa (Penyembuh), Petunjuk dan Rahmat bagi orang-orang yang beriman

Allah berfirman : "Wahai manusia, telah datang kepadamu (Al-Quran ) Pemberi nasehat dari Tuhanmu, penyembuh dari apa yang ada didadamu, petunjuk dan Rahmat untuk orang-orang yang beriman". (Yunus : 57)

Al-Quran adalah nasehat dari Allah, apakah ada nasehat yang lebih baik selain nasehat rabbaniyah? adakah ada nasihat yang lebih diterima oleh hati dan dlomir daripada nasihat yang terdapat dalam Al-Qur'an? Sesungguhnya nasehat-nasehat manusia walaupun memiliki balaghoh pengaruh yang tinggi, akan lemah berhadapan dengan nasehat Quraniyah atau mendekat darinya. Sekiranya para duat, pemberi nasehat menggunakan nasehat Quraniyah dan mengajarkan kepada umat Islam dengannya, maka akan lebih cepat merasuk ke dalam hati dan memberikan pengaruh kepada prilaku mereka serta memberikan kebaikan pada kehidupan mereka. Jika ada hati yang tidak mau menerima nasehat Quraniyah maka sebenarnya hatinya telah mati sehingga tidak bisa dimanfaatkan kembali.

Nasehat Quraniyah akan melahirkan penyembuh di dalam dada, menyelesaikan apa yang ada di dalam hati dari berbagai penyakit, kotoran dan najis, untuk dikembalikan kepada asalnya, malakukan aktivitas sesuai dengan fitrahnya seperti yang telah Allah tetapkan fitrah tersebut kepada manusia, dan Al-Quran mampu –dengan seizin Allah- menyembuhkan dada dan hati dari berbagai penyakit materi dan jiwa, penyakit syubhat dan syahwat, penyakit mengikuti hawa nafsu dan penyimpangan, penyakit keraguan dan syirik, penyakit jiwa, penyakit panca indra dan anggota badan lainnya, penyakit politik, ekonomi, akhlak, masyarakat, kehidupan dan kebudayaan.

Dengan pemahaman yang luas dan universal ini, maka kita wajib memperhatikan akan kesembuhan hati, menerimanya dengan lapang dada dan teliti, tidak melemahkan kita atas berbagai penyakit. Maha Benar Allah dengan Firman-Nya : "Dan Kami menurunkan Al-Quran yang terdapat di dalamnya Syifa (Penyembuh) dan Rahmat untuk orang-orang yang beriman". (Al-Isra : 82).

Dalam ayat dijelaskan bahwa nasehat pada suatu penyakit, kesembuhan Al-Quran untuk umat manusia secara keseluruhan, sebagaimana tahmat dan hidayah-Nya dikhususkan untuk orang-orang yang beriman, karena iman merupakan syarat utama untuk mendapatkan hidayah dan rahmat tersebut.

9. Bashair tahdi (Cahaya Hidayah)

Allah berfirman : "Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu) maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu) maka kemudharatannya kembali kepadanya. Dan aku Muhammad sekali-kali bukanlah pemeliharamu". (Al-An'am : 104) Allah juga berfirman : "Inilah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, pemberi petunjuk dan Rahmat bagi kaum yan gberiman". (Al-A'raf : 203) Allah berfirman : inilah bukti-bukti yang nyata untuk manusia petunjuk dan rahmat bagi kaum yang yakin". (Al-Jatsiah : 20)

Dan inilah bukti-bukti Al-Quran; Pemberi petunjuk yang diberikan kepada manusia seluruhnya, namun bukti ini tidak bisa difahami kecuali dengan hati yang hidup, sehingga dirinya memiliki semangatan dalam berinteraksi dengannya, dan petunjuk dengannya dan memberi hidayah atas asasnya. Sesungguhnya setiap tubuh memiliki mata yang digunakan untuk melihat, hati memliki bashair yang dapat menerima petunjuk. Mata adalah bagian dari badan sedangkan bashair adalah hati, jika badan dan anggota tubuhnya tidak rusak maka manusia bisa hidup tanpanya, namun jika hati yang rusak maka ia akan buta dan tidak bermanfaat setelahnya kebaikan-kebaikan. Maha Benar Allah dalam Firman-Nya : "Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang didalam dada". (Al-Hajj : 46)

Bashoir Quraniyah yang memberi petunjuk ini dapat diterima oleh hati yang beriman dapat membuka jendela-jendela dan celah-celahnya sehingga imannya, petunjuk, istiqomah dan keyakinannya terus bertambah, adapun hati yang keras dan kufur, maka akan tertutup pintunya di hadapan bukti-bukti ini, tdak ada yang dapat menutupnya selainnya, dan akan tetap tertutup. Maka bagaimanakah hidayah akan masuk ke dalamnya, kecuali akan bertambah kekufuran, najis, kegelapan dan buta. Allah SWT berfirman : "Dan apabila diturunkan suatu surat, maka diantara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata : "Siapakah diantar kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini ?" Adapun orang-orang yang beriman , maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang didal hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir". (At-Taubah : 124-125)

Kita tutup pembicaraan tentang karakteristik, nama-nama, sifat-sifat, pengaruh-pengaruh dan nilai-nilainya dengan ayat ini yang menjelaskan tabiat Al-Quran, kehidupan yang produktif dan kegairahan orang-orang beriman dengannya saat mendengar ayat-ayat Al-Quran, menggerakkan hati orang-orang yang beriman, jeli, lemah lembut, pengaruh yang berurutan dari itu semua akan tampak atas anggota badan dan kulit, kemudian hasil dari ini semua adalah petunjuk robbani yang dijadikan sebagai buah keberkahan yang telah matang dari pohon Quraniyah yang kekal. Allah berfirman : "Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air dibumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan,kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Maka apakah orang-orang yanr dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu h atinya untuk mengingat Allah. Merek aitu dalam kesesatan yang nyata. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetear karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.d an barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk baginya". (Az-Zumar : 21-23)

Sumber asal: http://www.al-ikhwan.net

Advertisement

0 comments:

Post a Comment